Sahabat Sejati
N |
amaku Celine. Aku seorang anak perempuan yang memiliki kehidupan yang sama seperti anak-anak lainnya. Sampai, hari itu datang. Pada saat itulah aku sadar, kesalahan terbesarku adalah menjual nyawa sahabatku sendiri pada maut demi kesenanganku..
“Tok.. tok.. tok..” Terdengar suara ketukan pintu. Dengan cepat aku berlari keluar kamar. Ternyata yang mengetuk pintu Claudia, sahabatku sejak TK.
Sekarang kami sudah kelas 6. Persahabatan kami sudah berumur 8 tahun. Ia mengunjungiku karena ia ingin meminjam novel yang baru ku beli yang berjudul “The Girl”. Aku harus rela mengeluarkan uang sebesar 150.000 untuk membeli 5 edisi novel ini sekaligus. Aku akan meminjamkan edisi 1 pada Claudia.
Selain aku dan Claudia yang bersahabat, orangtua kami pun menjalin hubungan bisnis. Makanya, hubungan keluarga kami sudah sangat dekat sejak dulu.
***
Suatu hari, tante Lia, mamanya Claudia mengajakku pergi berlibur ke pantai bersama keluarganya.
“Tentu saja aku ikut!” jawabku mantap. Kami pergi pada hari Minggu. Tentu saja kepergianku disetujui oleh kedua orangtuaku.
Pada saat mobil berhenti, aku dan Claudia turun dan berlari ke tepi pantai.
“Berenang yuk!” ajakku.
“Mm.. enggak ah.” Tolak Claudia.
“Ayolah.. kita main sambil berenang!” aku memaksa.
“Mm.. ya udah..” jawabnya kurang bersemangat.
Aku tau Claudia kurang mahir berenang. Dia juga memiliki trauma masa lalu, dia pernah tenggelam. Tapi yang ada di pikiranku sekarang hanya berenang berenang dan berenang.
Saat aku dan Claudia sedang berada di air, tiba-tiba saja ombak besar menghantam kami. Claudia terseret arus ke tengah laut. Aku berusaha menarik tangannya, tapi peganganku terlalu lemah, tangannya pun terlepas dari genggamanku. Aku meminta tolong, tetapi tidak ada yang menghiraukan.
Aku langsung berenang ke tengah laut untuk menolong sahabatku. Tapi tiba-tiba ombak menghantam balik. Tubuhku terdorong arus yang sangat kuat. Aku dan Claudia terlempar ke daratan.
***
Aku berusaha menyesuaikan mataku dengan cahaya di sekitar yang sangat terang.
“PEMBUNUH!” tante Lia tiba-tiba menamparku.
“A.. apa?” aku kaget. Ayah Claudia segera menarik tante Lia keluar kama r. Lalu, seorang petugas pantai masuk ke ruanganku.
“A.. apa yang terjadi?” tanyaku padanya. Petugas pantai itu mengatakan bahwa saat ombak menyeret kami ke daratan, kepala Claudia membentur batu karang dan terjadi pendarahan. Ia pun meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Setelah kejadian itu, aku tidak pernah lagi melihat keluarga Claudia. Mungkin mereka sudah pindah ke luar kota . Ayah dan bunda melarangku menghadiri upacara pemakaman sahabat tersayangku.
Tapi, meskipun Claudia sudah pergi, aku masih terus memikirkannya. Sampai, sekarang. Ketika aku sudah berumur 21 tahun. Aku masih takut dan trauma untuk bersahabat.
Itulah kisahku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar