Doggy, Anjing Penolong
T |
idak semua hal yang tidak kita sukai buruk. Kadang, hal itu bisa menjadi sangat indah di saat kita tidak menyadarinya..
Doggy adalah nama anjing peliharaan adikku, Gita. Aku sangat tidak suka pada Doggy. Dia suka mengendus, menjilat.. hiiy.. jijik! Memang hal itu lazim bagi seekor anjing seperti Doggy.
Pada suatu hari, aku sedang melihat-lihat piala hasil prestasiku yang terpajang rapi di ruang tamu. Doggy secara tiba-tiba menjilati kakiku. Aku yang kaget sontak menjatuhkan piala yang sedang ku pegang.
“Buk!” aku menendang Doggy dengan kasar hingga Doggy menabrak dinding.
“Suara apa itu, Kak?” tanya Gita.
“Ntah..” jawabku cuek. Gita langsung membawa peliharaannya itu ke kamar.
Suatu sore, aku pergi ke rumah Anis untuk mengerjakan tugas sekolah. Aku bersepeda ke rumahnya yang tidak terlalu jauh dari rumahku. Saat di perjalanan, aku melihat sebuah rumah dengan kebun yang saangaaat indah. Itu rumah tante Rosa . Setiap lewat jalan ini, aku selalu memandangi kebun itu dengan lama. Hingga aku tak bisa lagi melihatnya. Bunga-bunganya inda terawat. Rumput-rumputnya berwarna hijau segar..
Tiba-tiba terdengar suara klakson yang memekakkan telinga disertai suara “BUK!”. Entah apa yang tertabrak. Aku tidak tahu. Karena aku pingsan tak sadarkan diri.
***
Aku memegangi kepalaku yang sakit. Aku berada di.. ini.. kamarku? Tiba-tiba aku mendengar suara tangisan Gita yang sangat keras. Aku segera pergi menghampirinya.
“Ada apa?” aku bertanya pada siapapun yang ada di ruang tamu. Di sana aku melihat papa, mama, Doggy yang berlumuran darah di pangkuan Gita, dan .. siapa itu? Seorang wanita berkemeja biru dan berjas putih tampak sedang memeriksa Doggy.
“Ia memang dokter.” Kata mama seolah tau apa yang sedang aku pikirkan. Aku duduk di sampingnya.
“Apa yang terjadi, Ma?” tanyaku. Mama menceritakan bahwa saat aku hampir saat aku hampir tertabrak mobil, Doggy yang diam-diam mengikutiku mendorong sepedaku yang tidak seimbang ke semak-semak, sehingga dia yang tertabrak mobil.
“Benarkah?” tanyaku tak percaya.
“Pak Joko, suami Tante Rosa yang menceritakannya. Dia juga yang membawamu ke rumah. Jawab mama.
***
Aku memencet bel rumah berkali-kali dengan kesal. Kemana semua orang? Huh! Bikin aku tambah kesal saja.. tadi di sekolah aku sudah diceramahi guru IPA-ku habis-habisan.. Tiba-tiba terdengar suara Doggy. Aku tersenyum. Lalu pintu terbuka.
“Sorry, Kak. Gita ngga dengar belnya. Hehe..”
“Gak apa-apa, kok.” Jawabku seraya menggendong Doggy dan menciumnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar